unequalledmedia.com – Salah satu rivalitas paling tajam di panggung Worlds adalah antara tim dari LPL (Tiongkok) melawan T1 (Korea). Rivalitas ini mulai terlihat nyata sejak tahun 2013, ketika Royal Club tumbang 0-3 oleh SK Telecom T1 di final. Sejak saat itu, tim LPL berkali-kali menghadapi T1 di momen besar dan kerap kalah.
Catatan menarik: dalam babak playoff Worlds, T1 belum pernah kalah dari tim Tiongkok dalam format best-of-five—10 seri, 10 kemenangan. Hal ini memperkuat stigma bahwa T1 seolah menjadi “kutukan” bagi tim LPL di turnamen dunia. Saat Worlds 2025 mendekat, LPL kembali menantang nasib untuk mematahkan dominasi itu.
Dinasti dalam Negeri: T1 vs Gen.G
Rivalitas antar tim Korea juga tak kalah menarik, terutama antara T1 dan Samsung/Gen.G. Pada Worlds 2016, SK Telecom T1 dan Samsung Galaxy (SSG) bertemu di final. Seri itu menjadi salah satu pertandingan terpanjang dalam sejarah, dengan game-game mencapai durasi di atas 45 menit, bahkan satu laga mencapai 70 menit.
Tahun berikutnya, Samsung membalas dendam lewat kemenangan 3-0 di final—Faker untuk kali pertama menanggung kekalahan di puncak Worlds. Setelah SSG berubah menjadi Gen.G, perseteruan tetap hidup, berbentuk duel dua kekuatan besar di LCK. Saat semifinal Worlds 2024, T1 kembali menghentikan ambisi Gen.G dengan skor 3-1, memperjelas status klasik antara dua kekuatan Korea ini.
ROX Tigers vs SKT: Kisah David vs Goliath
Rivalitas ini memiliki aura emosional yang kuat. KOO Tigers (nama awal ROX) muncul dari kondisi sederhana: pemain “buangan”, tim tanpa sponsor besar, dan ekspektasi rendah. Namun mereka berhasil melaju ke final Worlds 2015 dan menghadapi SKT. Meskipun akhirnya kalah 1-3, perjalanan KOO mencuri hati banyak penggemar.
Tahun berikutnya (2016), tim yang kini bernama ROX Tigers kembali menantang SKT di semifinal. Mereka sempat unggul 2-1 dan menunjukkan inovasi strategi melawan meta yang dominan. Tetapi SKT beradaptasi—Bengi memainkan champion Nidalee yang belum pernah ia gunakan secara kompetitif, lalu Faker tampil heroik di game kelima. Skor seri memihak SKT yang lolos ke final.
Pertarungan ini meninggalkan warisan: meski ROX tak pernah juara Worlds, perlawanan mereka terhadap SKT tetap dikenang sebagai puncak kreativitas dan drama dalam sejarah Worlds.
Warisan Rivalitas dan Harapan di Worlds 2025
Ketiga rivalitas tersebut membentuk identitas Worlds: kutukan antar region (LPL vs T1), duel kekuatan domestik (T1 vs Gen.G), serta kisah underdog melawan raksasa (ROX vs SKT). Mereka bukan sekadar pertandingan — mereka membawa emosi, ekspektasi tinggi, dan momen yang mengukir memori panjang.
Ketika Worlds 2025 sebentar lagi bergulir, penggemar pun mempertanyakan: akankah LPL akhirnya mematahkan kutukan T1? Apakah Gen.G akan bangkit dan membalikkan sejarah? Dan masihkah ada ruang bagi tim underdog yang mencuri perhatian seperti ROX dahulu?
Terlepas dari hasilnya nanti, rivalitas-rivalitas itu terus dikenang sebagai bagian dari kisah besar esports League of Legends — pengingat bahwa setiap seri bisa menjadi legenda baru di dunia kompetitif.