unequalledmedia.com – Pada 23 September 2025, Telkom Indonesia mengadakan Publisher Network: AI-Powered Game & Publishing di Telkom Landmark Tower, Jakarta. Acara ini menjadi wadah kolaborasi antara developer game, publisher, dan talenta muda digital. Dalam forum tersebut, sekitar 50 peserta hadir, termasuk mahasiswa serta penggiat teknologi dan industri kreatif.
Telkom, melalui unit inkubasi digitalnya, Indigo, menegaskan komitmen pada ekosistem game lokal. Workshop ini bertujuan membuka diskusi tentang adopsi kecerdasan buatan (AI) dalam pengembangan game dan strategi publikasi.
Topik Utama: Peluang, Etika, dan Kualitas
Diskusi inti dalam workshop berfokus pada bagaimana AI mampu mempercepat proses kreatif—mulai dari desain karakter, skrip, hingga mekanika permainan. Narasumber menyoroti pentingnya menjaga orisinalitas di tengah penerapan teknologi canggih.
Beberapa pemateri hadir yaitu Hartman Harris (CEO ATTN) dan Rachmad Imron (CEO Digital Happiness). Moderator Andhika Satya (Nuon) memandu pembicaraan agar interaktif dan aplikatif.
Dalam sesi tersebut, peserta diajak menguji dua judul game dari portofolio Indigo, Tellers Duty dan Agni: Village of Calamity. Para developer menerima langsung umpan balik dari pemain, menjadikan acara ini lebih dari sekadar teori.
Program AI Connect & Pemberdayaan Talenta
Selain diskusi dan playtest, Telkom memperkenalkan program AI Connect dalam acara tersebut. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kapabilitas talenta digital Indonesia di sektor AI dan game.
AI Connect menjadi bagian dari visi Telkom AI dan Indigo dalam upaya memperkuat talenta lokal agar siap menghadapi tantangan industri game global.
Indigo memainkan peran strategis sebagai penghubung antara ide kreatif developer lokal dan jalur publikasi. Workshop ini memperkuat posisi Indigo dalam mendukung developer nasional memasuki pasar yang lebih besar.
Harapan & Tantangan Menuju Ekosistem Game AI
Dengan hadirnya workshop ini, Telkom berharap industri game Indonesia semakin matang dengan integrasi AI. Namun tantangan tetap ada: menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan nilai seni manusia.
Teknologi AI bisa mempercepat proses produksi, tetapi jika diterapkan tanpa kontrol, hasilnya bisa generik dan kehilangan karakter. Pemain dan pengembang harus bersama-sama menjaga kualitas konten.
Ke depan, kolaborasi antara institusi, perusahaan game, dan talenta muda sangat krusial agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga produsen game kreatif yang kompetitif di kancah global.