unequalledmedia.com – Platform game Roblox memungkinkan interaksi antar pemain dalam jutaan sesi per harinya. Namun, komunikasi online tak selamanya aman. Anak-anak kerap menghadapi risiko seperti kata-kata kasar, pelecehan, bahkan potensi grooming. Dengan volume interaksi besar, tantangan memantau konten berbahaya semakin kompleks. Roblox menyadari perlunya sistem yang tidak hanya menyaring kata-kata kasar, tapi juga mendeteksi pola percakapan yang mengarah ke perilaku mencurigakan.
Sentinel: Deteksi Awal melalui Analisis Pola Chat
Roblox kini memperkenalkan sistem AI bernama Sentinel yang mampu membaca konteks dan pola interaksi, bukan sekadar menyensor kata tertentu. Sistem ini memantau snapshot chat satu menit—pada platform yang melayani lebih dari 6 miliar pesan harian—untuk mendeteksi indikasi grooming atau pelecehan. Sentinel membandingkan pola chat dengan indeks perilaku “normal” dan “berisiko”. Ketika interaksi mencurigakan terdeteksi, sistem menggiring peninjauan lebih lanjut, termasuk analisis riwayat, daftar teman, dan sesi permainan. Sejauh ini, Sentinel sudah berkontribusi dalam sekitar 1.200 laporan kepada National Center for Missing and Exploited Children hanya dalam semester pertama 2025.
Open-Source: Teknologi Keamanan untuk Seluruh Industri
Roblox membuka akses sistem Sentinel ke publik sebagai open-source. Tujuannya agar platform lain bisa mengintegrasikan AI ini dan memperkuat perlindungan pengguna, khususnya anak-anak. Langkah ini mencerminkan tanggung jawab sektor teknologi dalam menciptakan standar keselamatan digital. Dengan memberi akses luas, Roblox ingin meningkatkan kolaborasi antar platform untuk menciptakan lingkungan bermain yang lebih aman di seluruh dunia.
Integrasi Sistem Keamanan Komprehensif di Roblox
Sentinel bukan satu-satunya lapisan perlindungan. Roblox juga menyematkan filter chat otomatis untuk menyembunyikan konten tak pantas dan memastikan identifikasi umur pengguna. Fitur seperti Trusted Connections memperbolehkan komunikasi lebih bebas bagi pemain di atas 13 tahun yang memverifikasi identitas melalui selfie atau ID. Selain itu, platform memberlakukan pembatasan pesan bagi pengguna di bawah usia tertentu, serta memberikan kontrol tambahan bagi orang tua melalui fitur parental control.
Harapan dan Tantangan ke Depan
Langkah ini menjadi angin segar dalam industri yang sering dikritik karena kurang cukupnya perlindungan pengguna muda. Meski begitu, Roblox harus terus memperbarui sistem AI-nya untuk menangkal taktik komunikasi baru yang digunakan pelaku buruk. Bukti biometric seperti selfie atau ID perlu tetap diimbangi kebijakan privasi dan keterbukaan. Selain itu, edukasi pengguna—terutama anak dan orang tua—tentang tanda grooming atau bully tetap penting untuk melengkapi perlindungan teknologi.