Beberapa mantan pengembang game MindsEye mengungkapkan perlakuan tidak adil yang mereka alami selama bekerja di studio Build a Rocket Boy. Dalam surat terbuka yang dipublikasikan oleh IWGB Game Workers pada 11 Oktober 2025, mereka menyebutkan masalah-masalah yang terjadi selama proses pengembangan game tersebut.
Kurangnya Transparansi dan Komunikasi
Para mantan pengembang menyatakan bahwa kurangnya transparansi dan komunikasi dari manajemen, termasuk pendiri studio Leslie Benzies, menjadi masalah utama. Menurut mereka, keputusan-keputusan penting sering kali diambil tanpa konsultasi dengan tim, yang menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian dalam proses pengembangan. Mereka juga menilai bahwa perubahan radikal dalam cara kerja dilakukan tanpa masukan dari staf yang terdampak.
Kewajiban Lembur yang Membebani
Surat terbuka tersebut juga mengungkapkan bahwa Build a Rocket Boy memberlakukan kewajiban lembur delapan jam per minggu selama empat bulan terakhir sebelum peluncuran MindsEye. Meskipun ada waktu istirahat pengganti yang diberikan setiap jam ketujuh dari delapan jam kerja, para pegawai kesulitan memanfaatkannya karena tuntutan pekerjaan tambahan yang mendesak, bahkan setelah peluncuran game.
Pemutusan Hubungan Kerja yang Tidak Adil
Setelah peluncuran yang kontroversial, studio melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap beberapa pegawai. Namun, proses ini dinilai tidak adil dan membingungkan. Mantan pegawai melaporkan bahwa informasi mengenai PHK sering salah, termasuk kesalahan pengelompokan tim dan pemberian waktu pengumuman yang tidak sesuai. Banyak pegawai terkejut dan tidak siap menghadapi pemutusan karena alasan dan prosedur yang diterapkan tidak dijelaskan dengan jelas.
Tuntutan dan Harapan Mantan Pegawai
Para mantan pengembang menuntut permintaan maaf terbuka dari manajemen dan kompensasi yang layak bagi mereka yang terdampak PHK. Selain itu, mereka menekankan perlunya perbaikan nyata dalam prosedur internal. Beberapa poin utama yang mereka harapkan termasuk pengakuan IWGB sebagai serikat resmi untuk memastikan hak-hak pegawai terlindungi, komitmen studio untuk menggunakan mitra eksternal saat melakukan pengurangan staf agar proses lebih adil, dan pilihan bagi pegawai yang terkena PHK untuk tetap bekerja hingga akhir kontrak atau menerima kompensasi sepadan.
Pertanyaan Tentang Kepemimpinan Studio
Di akhir surat terbuka, para mantan pengembang mempertanyakan sikap Leslie Benzies dan co-CEO Mark Gerhard, yang sering menyebut pegawai sebagai “keluarga”. Mereka menulis, “Apakah ini cara kalian memperlakukan keluarga kalian sendiri?” Pertanyaan ini menjadi simbol kekecewaan dan rasa tidak dihargai, karena janji manajemen yang terdengar hangat tidak tercermin dalam perlakuan sehari-hari.
Pelajaran dari Kontroversi MindsEye
Kasus ini menjadi pengingat bagi industri game bahwa transparansi, komunikasi, dan perlakuan adil terhadap staf adalah kunci kesuksesan jangka panjang. Studio harus fokus pada peluncuran game berkualitas sekaligus memastikan kesejahteraan pengembang yang mewujudkan proyek tersebut. Surat terbuka ini menekankan pentingnya serikat pekerja untuk melindungi hak karyawan di tengah tekanan tinggi dan keputusan manajemen kontroversial.