unequalledmedia.com – Sejak Gamescom 2025, Call of Duty: Black Ops 7 menjadi topik hangat di kalangan penggemar. Baik karena kampanye kooperatif eksperimental maupun perdebatan seputar skin operator yang imut, satu hal jelas: semua orang menantikan rilis November mendatang. Kesempatan ini membuat saya memutuskan untuk kembali ke awal subseri ini, yaitu Black Ops pertama yang dirilis pada 2010, dan melihat dari mana kisah Mason bermula.
Black Ops 2010 Mendefinisikan Kembali FPS
Dua jam pertama memainkan ulang Black Ops membuat saya memahami dampaknya pada genre FPS. Setelah Call of Duty 4: Modern Warfare merubah lanskap FPS pada 2007, Treyarch membawa franchise ke arah baru. Latar Perang Dingin, intrik politik, dan kisah pribadi Mason menciptakan pengalaman mirip thriller psikologis dengan bumbu tembak-menembak. Treyarch berani menggunakan narasi kompleks yang tetap relevan hingga 2025.
Kampanye ini menghadirkan aksi tembak-menembak dan ledakan khas Call of Duty, tetapi lebih dari itu, ia mengeksplorasi tema identitas dan manipulasi psikologis, berfokus pada seorang pria yang kehilangan kendali atas realitasnya. Dari awal hingga kredit akhir, kampanye ini memegang ketegangan dan narasi tanpa pernah kehilangan momentum.
Kampanye 15 Tahun Masih Relevan
Tidak sulit membuktikan bahwa Black Ops memiliki salah satu cerita terbaik dalam sejarah Call of Duty. Teknik urutan angka menciptakan ketegangan luar biasa, dan interogasi Mason sebagai pembuka membentuk thriller mendalam dengan ritme yang brilian. Karakter-karakter seperti Mason, Reznov, dan Woods masih terasa hidup. Mereka membuat pemain peduli pada sesuatu yang lebih dari sekadar tembakan dan ledakan.
Jika Black Ops 1 dirilis hari ini, kampanye ini tetap akan meraih 4 hingga 5 bintang. Alur psikologis, keraguan karakter, serta pergantian adegan yang cepat menghadirkan pengalaman pemain tunggal terbaik yang bisa ditawarkan FPS.
Black Ops 1 Tetap Menegangkan Meski Usia 15 Tahun
Meskipun gameplay FPS telah berubah sejak 2010, kesan lambat dan berat dari Black Ops 1 justru menjadi keuntungannya. Senjata terasa memiliki bobot realistis, gerakan karakter terasa padat, dan setiap pertempuran menegangkan. Ritme misi yang seimbang menjaga ketegangan tanpa membosankan. Desain misi, mulai dari parit di Vietnam hingga atap Kowloon, tetap relevan dan memikat.
Meski sistem peek-and-cover modern tidak tersedia, pengalaman bermain tetap intens. Black Ops 1 menunjukkan bahwa ketegangan, ritme, dan narasi unggul lebih dari sekadar mekanik canggih.
Beberapa Area Menunjukkan Usia
Visual tentu menunjukkan batasan umur game ini. Model karakter terlihat kaku, animasi tidak selembut game modern, dan beberapa musuh terlalu pasif atau menyerang secara berulang. Namun, narasi yang kuat, desain misi, dan ritme permainan menutupi kekurangan visual ini. Keseluruhan pengalaman tetap mengesankan dan menegaskan kualitas kampanye.
Black Ops 1 Membentuk DNA Franchise
Memainkan ulang Black Ops 1 seperti mengunjungi teman lama yang tidak pernah menua. Konsep psikologis, pembengkokan realitas, dan zona abu-abu moral yang diperkenalkan di sini menjadi fondasi bagi seluruh subseri berikutnya, termasuk Black Ops 7. Fokus kampanye pada cerita yang jelas dan terarah memastikan twist narasi bersinar tanpa terganggu oleh jumlah misi yang berlebihan.
Black Ops 1 Tetap Legendaris
Black Ops 1 tidak kehilangan relevansi meski telah 15 tahun berlalu. Ia mempertahankan keunggulan dalam narasi, intensitas, dan desain misi yang mengesankan. Black Ops menetapkan standar bagi seluruh franchise Call of Duty dan menjadi pengalaman FPS tunggal yang tak terlupakan. Memainkan ulang game ini di tahun 2025 menegaskan mengapa subseri ini tetap dihormati, dan bagaimana awal dari kisah David Mason menanam benih kesuksesan yang terus berlanjut hingga kini.