unequalledmedia.com – Masuk ke dunia permainan retro bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus menantang. Mengoleksi perangkat keras klasik dan cartridge asli bukanlah hal yang terlalu sulit, sementara meniru game lama melalui emulator juga memberikan akses mudah ke judul-judul legendaris. Memainkan kembali klasik-klasik ini memberi kesempatan unik untuk memahami evolusi video game dari masa ke masa.
Meski begitu, tidak semua permainan retro layak dicoba saat Anda baru mulai menjelajahi genre ini. Beberapa judul mungkin memiliki reputasi tinggi di masa lalu, tetapi saat ini justru terasa ketinggalan zaman dan menakutkan bagi pemain baru. Contohnya, Resident Evil dan Final Fantasy VII dulu sangat populer, namun mereka kini lebih cocok bagi veteran yang tahan terhadap mekanik lama dan desain game yang tidak fleksibel.
Conker’s Bad Fur Day: Humor Kasar yang Tidak Bertahan Lama
Conker’s Bad Fur Day adalah platformer aksi petualangan untuk N64 yang dikembangkan oleh Rare. Game ini menampilkan tupai bernama Conker yang bangun dari mabuk parah dan harus menjelajahi dunia yang cerah sekaligus kasar. Karakter-karakter aneh dan humor vulgar mendominasi permainan, termasuk tumpukan kotoran yang menyanyi opera.
Sayangnya, humor kasar tersebut tidak cukup untuk menutupi mekanik platforming yang buruk. Level-level terasa monoton, dan alur permainan sering memprioritaskan referensi budaya pop daripada desain yang koheren. Tingkat kesulitan ekstrem membuat pemain baru mudah frustrasi. Oleh karena itu, Conker’s Bad Fur Day lebih cocok untuk penggemar nostalgia yang bersedia menghadapi tantangan terselubung.
Silent Hill: Horor yang Kaku dan Sempit
Silent Hill, game horor bertahan hidup untuk PS1, memperkenalkan kota misterius dan karakter utama Harry Mason yang mencari putrinya. Game ini mempopulerkan mekanik horor orang ketiga, tetapi kontrol dan desain level terasa kuno. Desain sempit kota dan pengaturan kamera retro membuat permainan ini sulit dinikmati pemain modern.
Pemain baru yang terbiasa dengan kontrol responsif akan merasa frustrasi. Silent Hill versi asli sebaiknya hanya dicoba oleh mereka yang menikmati pengalaman horor klasik dengan kontrol retro yang kaku.
Ninja Gaiden: Tantangan NES yang Tidak Ramah Pemula
Ninja Gaiden mengikuti ninja Ryu dalam misi balas dendam di Amerika Serikat. Game ini terkenal karena kesulitan ekstremnya yang menjadi ciri khas NES. Musuh muncul dengan cepat, dan mekanik platforming yang ketat menuntut presisi tinggi.
Pemain baru yang ingin mencoba hack-and-slash retro kemungkinan besar akan kewalahan. Banyak judul hack-and-slash modern lebih ramah dan menawarkan pengalaman serupa dengan kontrol yang lebih baik. Ninja Gaiden tetap ikonik, tetapi bukan pilihan terbaik bagi pemula.
Pokémon Merah dan Biru: Awal Franchise yang Terbatas
Pokémon Merah dan Biru memulai franchise global dengan konsep menangkap makhluk dan bertarung melawan pelatih lain. Game ini populer pada masanya, tetapi mekanik asli terasa terbatas dibandingkan seri modern. Banyak fitur yang kini menjadi standar, seperti tipe baru dan item tambahan, tidak tersedia di versi klasik ini.
Jika tujuan Anda adalah menikmati Pokémon secara lengkap, sebaiknya mulai dari generasi yang lebih baru. Versi awal mungkin menarik secara nostalgia, tetapi kurang memuaskan untuk pemain modern.
Resident Evil: Horor yang Kini Terasa Konyol
Resident Evil PS1 memperkenalkan virus mematikan di Kota Raccoon dan tim agen yang harus bertahan hidup. Game ini merupakan pionir genre horor, tetapi alur dan sistem kamera membuat pengalaman bermain terasa kaku.
Sebagian adegan yang awalnya menegangkan kini terlihat lucu, dan gameplay tidak seimbang dibandingkan sekuel yang lebih modern. Pemula mungkin lebih menikmati versi remake yang menawarkan kontrol lebih baik dan grafis yang ditingkatkan.
EarthBound Beginnings: Gameplay yang Kasar
EarthBound Beginnings, pertama kali rilis di Jepang pada 1989, menceritakan petualangan sekelompok anak melawan kekuatan supernatural. Game ini baru mendapatkan rilisan internasional pada 2015, dan gameplay-nya terasa kasar dibandingkan EarthBound yang lebih populer.
Pemain baru mungkin kesulitan menikmati mekanik pertarungan dan eksplorasi yang kaku. Game ini lebih cocok bagi penggemar yang ingin melengkapi koleksi seri EarthBound.
Final Fantasy VII: Transisi 2,5D ke Dunia 3D yang Kurang Mulus
Final Fantasy VII membawa franchise RPG ke dunia 3D dengan setting cyberpunk. Cloud Strife dan kelompok AVALANCHE berusaha menyelamatkan planet Gaia dari kehancuran lingkungan.
Meski pada masanya inovatif, sekarang FFVII terasa seperti permainan 2,5D yang mencoba tampil 3D. Objek dan lingkungan kadang ditempatkan secara tidak nyaman, dan eksplorasi ulang membuat pengalaman terasa repetitif. Pemula yang ingin menikmati RPG sebaiknya mencoba remake atau versi modern.
Sonic 3D Blast: Platformer 3D yang Tidak Menyenangkan
Sonic 3D Blast, atau Sonic 3D: Flickies Island, memaksa Sonic menyelamatkan burung Flickies dari Dr. Robotnik. Game ini dirancang untuk mengisi kekosongan setelah pembatalan Sonic X-treme, tetapi gameplay-nya hanya 2D isometrik.
Kontrol yang sulit dan desain level yang kaku membuat Sonic 3D Blast kurang menarik dibandingkan judul 3D Sonic lainnya, seperti Sonic Adventure. Pemula sebaiknya melewatkan game ini.
Teenage Mutant Ninja Turtles: NES yang Toksik
Teenage Mutant Ninja Turtles: The Arcade Game di NES menghadirkan platformer aksi klasik. Meski populer di masanya, game ini terkenal sulit dan frustratif. Kesulitan ekstrem membuatnya tidak ramah untuk pemain baru, bahkan untuk penggemar TMNT sekalipun.
Dragon’s Lair: Quick-Time Event yang Cepat Membosankan
Dragon’s Lair adalah permainan interaktif berbasis film arcade. Pemain mengendalikan ksatria Dirk the Daring melalui serangkaian rintangan dan musuh.
Permainan ini cepat kehilangan daya tarik karena gameplay-nya hanya mengandalkan reaksi cepat pada tombol tertentu. Interaktivitas terbatas membuat Dragon’s Lair lebih cocok sebagai nostalgia sesaat daripada pengalaman bermain penuh.
Menjelajahi dunia game retro memang menyenangkan, tetapi memilih judul yang tepat sangat penting. Sepuluh game di atas memiliki sejarah dan nilai nostalgia, namun mereka menghadirkan tantangan atau desain yang dapat mengurangi keseruan bagi pemain baru. Dengan memahami kelebihan dan keterbatasan tiap judul, Anda bisa memulai perjalanan retro dengan pengalaman yang lebih memuaskan dan menghindari frustrasi yang tidak perlu.