unequalledmedia.com – Elon Musk melalui perusahaannya, xAI, membuka peluang menarik di dunia game. Ia menawarkan posisi Video Games Tutor dengan bayaran tinggi agar gamer profesional ikut melatih Grok, chatbot AI miliknya.
Peran & Tugas Gamer sebagai Pelatih AI
Gamer yang diterima akan membantu Grok memahami konsep game, mekanika, dan elemen desain. Mereka akan memberi label, masukan, dan menilai output agar AI bisa menghasilkan game berkualitas. Kandidat bekerja sama dengan tim teknis untuk menyempurnakan alur kerja dan alat latihan AI.
Tugas lainnya mencakup mengevaluasi game buatan Grok dari aspek kreativitas, teknis, dan pengalaman pemain secara keseluruhan. Fokus utama adalah meningkatkan kapasitas Grok sehingga ia bisa membuat game yang menarik dan fungsional.
Persyaratan & Gaji Posisi Tutor
xAI membuka lowongan ini melalui situs karier resminya. Gaji yang ditawarkan mencapai USD 45 hingga USD 100 per jam, yang setara sekitar Rp 3 miliar per tahun untuk posisi penuh waktu.
Kualifikasi yang dicari meliputi keahlian di bidang desain game, ilmu komputer, media interaktif, atau bidang terkait. Kandidat harus memiliki portofolio pembuatan game indie atau pengalaman serupa dan kemampuan menilai kualitas game.
Meskipun latar belakang pendidikan formal tidak diwajibkan, xAI menekankan pada pengalaman praktis dan passion di dunia gaming. Beberapa jam pertama dalam posisi ini akan dilakukan secara onsite di Palo Alto, dengan opsi kerja jarak jauh bagi kandidat yang disiplin.
Ambisi AI & Game xAI
Musk pernah menyatakan bahwa ia ingin Grok tidak sekadar chatbot teks, tetapi dapat menciptakan konten game. Dengan melibatkan gamer profesional sebagai pelatih, ia mempercepat kemampuan AI dalam memahami estetika dan interaktivitas game.
Lewat langkah ini, xAI ingin membuka jalan baru dalam hubungan antara AI dan industri game. Dengan Grok yang terbiasa bekerja di dunia game, proses desain bisa menjadi lebih otomatis namun tetap kreatif.
Peluang & Tantangan bagi Gamer
Bagi gamer, posisi ini membuka peluang karier baru: tidak hanya sebagai pemain, tetapi sebagai pengembang AI game. Mereka bisa menggabungkan keahlian mereka kepada teknologi masa depan.
Namun tantangan muncul dalam menjaga keseimbangan kreativitas manusia dan algoritma AI. Pelatih harus memastikan Grok tidak hanya teknis, tetapi juga punya rasa estetis dan keseimbangan dalam gameplay.