unequalledmedia.com – Langkah Microsoft memasukkan seri Call of Duty ke dalam katalog Game Pass ditengarai menelan kerugian besar. Sumber internal menyebut bahwa perusahaan kehilangan lebih dari USD 300 juta, sekitar Rp 4,96 triliun, dari potensi penjualan game di PC dan konsol. Pendapat ini muncul dari eks pegawai Microsoft anonim yang mengungkap estimasi kerugian tersebut berdasarkan dampak terhadap penjualan individu.
Transformasi Model Distribusi Game
Sebagai bagian dari strategi baru, Call of Duty: Black Ops 6 jadi seri pertama yang langsung tersedia di Game Pass saat peluncuran. Meskipun begitu, game ini justru membukukan penjualan 60 persen lebih tinggi daripada Modern Warfare 3 di platform seperti PlayStation dan PC (via Steam). Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran di Game Pass tidak otomatis menghapus permintaan pasar tradisional.
Microsoft juga menerapkan penyesuaian harga langganan Game Pass seiring strategi ini. Langkah ini diduga sebagai respons atas beban finansial yang timbul akibat pergeseran distribusi game premium ke platform langganan.
Aturan Baru untuk Pelanggan dan Batas Akses Game Call of Duty
Untuk game Call of Duty baru, Microsoft menetapkan bahwa hanya pengguna Game Pass Ultimate yang bisa mengaksesnya di hari rilis. Versi Premium atau Essential tidak memasukkan akses langsung ke game baru tersebut. Hal ini mempersempit jangkauan game seri baru ke tier langganan tertinggi, sebagai langkah monetisasi eksklusif.
Langkah ini juga disertai kenaikan harga: misalnya, langganan PC Game Pass naik dari USD 12 menjadi USD 16,50 per bulan – kenaikan sekitar 37,5 persen. Semua perubahan ini sudah berlaku dan memengaruhi cara pemain mengakses konten Call of Duty.
Tantangan & Implikasi Bisnis
Langkah penggabungan Call of Duty ke Game Pass memunculkan dilema: antara akses pengguna luas dan pendapatan game tradisional. Defisit ratusan juta dolar memperlihatkan konsekuensi langsung dari pergeseran model distribusi.
Di satu sisi, Game Pass mempermudah pemain untuk mencoba game baru tanpa biaya penuh. Di sisi lain, potensi penjualan game secara langsung bisa terkikis. Untuk mengimbanginya, Microsoft kini membatasi akses Call of Duty baru ke tier langganan premium, serta meningkatkan harga langganan guna menjaga margin pendapatan.
Kendala lain adalah persepsi konsumen dan ekspektasi nilai. Pengguna yang sebelumnya membayar game penuh mungkin melihat perubahan ini sebagai potensi “penyalahgunaan” model langganan. Perubahan harga dan akses ini bisa memicu reaksi negatif di kalangan komunitas gamer.