unequalledmedia.com – Agent 29, yang dikodekan dengan nama “Morph,” diperkirakan akan tiba pada Act 6 musim Valorant tahun 2025. Riot Games biasanya menghadirkan tiga agen baru dalam setahun, dan setelah Waylay serta Tejo, giliran Morph diperkirakan menjadi penutup tahun kompetisi.
Bocoran juga menyebut bahwa peluncuran resmi bisa bertepatan dengan acara Valorant Champions 2025 di Paris. Strategi ini memungkinkan Riot memaksimalkan sorotan dari penonton internasional dan menjaga hype komunitas.
Asal Usul, Nama Kode, dan Peran Agent 29
Agent 29 memakai nama kode “Morph,” walaupun nama aslinya belum diumumkan publik. Petunjuk dalam teaser acara VCT Masters dan file lore menampilkan siluet lengkap dengan koordinat yang menunjukkan Senegal, Afrika Barat, sebagai titik asal agen ini.
Banyak penggemar percaya Morph akan mengisi posisi role Controller. Sudah lebih dari satu tahun sejak agen Controller terakhir, Clove, diperkenalkan. Namun Riot pernah merilis agen dari role sama secara berturut-turut, sehingga kemungkinan masih terbuka bagi peran lain.
Bocoran Kemampuan dan Gadget
Teaser memperlihatkan bahwa Morph mungkin membawa gadget menyerupai cakra atau cakram lempar. Objek ini diperkirakan menjadi fitur utama dalam skill-nya, mungkin sebagai kontrol area atau manipulasi utilitas lawan.
Spekulasi lain menyebut Morph dapat memanipulasi suara atau elemen visual di pertandingan, misalnya mengganti bunyi panggilan atau menciptakan ilusi misinformasi untuk membingungkan lawan. Beberapa bocoran bahkan menampilkan perubahan suara narator dalam game, diyakini sebagai bagian teaser Morph yang “membobol sistem Protocol.”
Jika kemampuan ini benar, Morph bisa menjadi agen dengan pengaruh taktis besar. Ia bukan hanya menekan lawan lewat damage, tetapi juga memengaruhi psikologis lawan melalui manipulasi informasi.
Dampak Potensial ke Meta dan Strategi Game
Kehadiran Morph kemungkinan akan mengubah meta Valorant secara signifikan. Jika benar ia dapat menciptakan ilusi atau memanipulasi informasi, tim agresif harus lebih hati-hati dalam mengambil keputusan.
Dalam kompetisi profesional, Morph berpotensi memaksa tim untuk meningkatkan koordinasi dan memverifikasi informasi lebih cermat sebelum menyerang. Di level rank, pemain mungkin perlu menyesuaikan komposisi tim untuk menghadapi efek disorientasi yang diciptakan skill Morph.